Sabtu, 25 Januari 2014

Materi Bahasa Indonesia Kelas XI

MATERI BAHASA INDONESIA
KELAS XI
SMK MA’ARIF NU 2 BOYOLALI
Oleh : Huda Lil Muttakin, S.Pd

BAB 1
1.Pengertian dan jenis percakapan
Bercakap-cakap adalah Bertukar Fikiran, Bertukar Pendapat Dan Bertukar Pengalaman. Rahasia Bercakap pula ialah Pandai Bicara,tapi rahsia pandai bicara adalah rendah hati menerima teguran Pandai Bertanya Dan Pandai Mendengar.

2. Bercakap-cakap secara formal
·         interview/wawancara, percakapan antara narasumber dengan pencari informasi
·         konferensi pers, percakapan antara pejabat dengan para wartawan
·         wawancara pengadilan, interogasi antara petugas dengan terdaqwa.

Jenis-Jenis wawancara

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
  • Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
  • Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
  • Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.

Sikap-Sikap yang Harus Dimiliki Pewawancara

Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai berikut:
  • Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
  • Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
  • Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
  • Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.[

Bentuk wawancara

Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
  1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
  2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
  3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
  4. Wawancara pribadi.
  5. Wawancara dengan banyak orang.
  6. Wawancara dadakan / mendesak.
  7. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi seputar materi topik pembicaraan baik oleh nara sumber maupun wartawan.
Etika dan norma bercakap-cakap, diantaranya;
Hargailah mitra bicara!
1. Sopan santun dengan tidak melihat status sosial mitra bicara.
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan mitra bicara.
3. Meminta izin kepada mitra bicara, jika akan berbicara dengan pihak lain.
4. Pahamilah isi pembicaraan mitra bicara!
Pekalah terhadap kesempatan!
1. Terapkanlah pola gilir dalam berkomunikasi dengan menggunakan kata, bentuk 
    kata, dan ungkapan yang tepat demi kelangsungan dan kenyamanan komunikasi!
2. Ungkapkanlah gagasan pendapat, pandangan dengan jelas!
3. Alihkan topk pembicaraan  (topic switching) secara halus dengan menggunakan
    ungkapan yang tepat
Pahamilah relevansi pembicaraan
1. Kuasailah masalah yang sedang dipercakapkan!
2. Gunakanlah bahasa yang efektif dan komunikatif!
3. Usahakan isi pembicaraan relevan dengan topik!
4. Jika terjadi perbedaan pendapat, selesaikan secara halus tanpa menimbulkan konflik
Contoh percakapan dalam situasi formal biasanya menggunakan ungkapan sebagai berikut.
1. Selamat pagi.
2. Selamat siang.
3. Selamat malam.
4. Assalamu’alaikum pemirsa di mana saja Anda berada.
5. Salam sejahtera bagi kita semua.
6. Selamat malam para pendengar radio.
7. Selamat datang.




Atau ucapan pembuka dengan sapaan:
1. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu serta hadirin ... selamat malam.
2. Para tamu undangan yang kami muliakan.
3. Assalamu ‘alaikum, Saudara-saudaraku ....
4. Yang terhormat dewan guru ....
5. Yang saya hormati Kepala Sekolah ....
6. Teman-teman yang saya cintai, selamat pagi ....
7. Siswa-siswi yang saya sayangi ....
8. Para pendengar setia radio Sonora, selamat berjumpa.
9. Hadirin yang berbahagia, selamat datang, selamat malam ....
10. Para karyawan PT. Sejahtera, selamat siang ....
11. Sahabat yang dimuliakan Allah, Assalamu’alaikum ....
12. Para pemirsa, kita berjumpa lagi selama tiga puluh menit ke depan…..
13. Selamat malam, Pak, saya Ardi. Bisa bertemu dengan ....
14. Selamat pagi, apakah saya bisa bertemu dengan Bapak ....

Ungkapan pembuka lewat telepon dalam ragam formal:
1. Assalamu’alaikum…
2. Selamat pagi. Bisa bicara dengan… saya dari…
3. Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?
4. Halo, selamat siang…
5. Selamat pagi. Saya Ahmad. Bisa bicara dengan...
6. Wa’alaikum salam, Yayasan Restu Ibu, ada yang bisa kami bantu?
7. PT. Rahmat, Assalamu’alaikum, ada yang bisa dibantu?
8. Cafe Halal, Selamat Malam...
9. Selamat sore. Maaf mengganggu, bisa bicara dengan...

Ungkapan atau salam pembuka pada percakapan di telepon dalam situasi nonformal:
1. Halo, gimana kabarnya?
2. Halo, Rahmatnya ada?
3. Halo, ada Wiwin, Bu?
4. Halo, Pak. Bisa dengan Zulkifli?

Contoh situasi nonformal
1. Maaf, ya, kalau ada salah ucap.
2. Maafin ya, kalau ada salah kata.
3. Maaf, ya!
4. Ungkapan perpisahan serta harapan
.

Ucapan perpisahan nonformal
Contoh:
1. Dada ...
2. Bye ...
3. Goodbye ..
4. Sampai nanti,ya ..
5. Dah, yuk!
6. Sampai nanti, ya!
7. Salam buat keluarga, ya!

5. Menutup percakapan dengan salam penutup. Salam penutup biasanya

Salam penutup dalam situasi nonformal
Contoh:
1. Met malam!
2. Malam.
3. Assalamu’alaikum.
4. Siang.

Kalimat untuk mengakhiri percakapan
Ungkapan untuk mengakhiri bias berupa pertanyaan atau pertanyaan yang menerangkan bahwa :
·         Percakapan harus diakhiri
“ sudah jam berapa sekarang,? Tanpa terasa sudah dua jam kita berbincang . “
·         Ucapan terima kasih
“ ma uterus kemana dari sini ? Terima kasih Bu, Ibu sudah menengok kami, bawa banyak oleh-oleh pula “ ucap Gita melihat Ibunya siap-siap mau pulang.
·         Permohonan maaf
“ Terima kasih, Ibu dan Bapak telah menerima kedatangan kami dengan baik. Mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan “
·         Harapan
Mudah-mudahan kita bias bersilaturahmi lagi dalam keadaan sehat lahir dan batin.





















BAB 2
DISKUSI

         Diskusi adalah komunikasi/ interaksi antara dua orang atau lebih dalam suatu forum/ majelis. Biasanya yang diperbincangkan/ dibicarakan adalah tentang suatu hal/ masalah ilmu atau pengetahuan yang nantinya akan memberikan jalan keluar/ pemahaman yang benar dan baik. Biasanya diskusi berawal dari sebuah Topik, kemudian topik ini yang akan berkembang menjadi sebuah bahasan, lalu menghasilkan sebuah pemahaman dari topik tersebut.
Syarat yang harus dipenuhi dalam diskusi yakni:
1. ada masalah yang dibicarakan;
2. ada seseorang yang bertindak sebagai pemimpin diskusi;
3. ada peserta sebagai anggota diskusi;
4. setiap anggota mengemukakan gagasannya dengan teratur;
5. jika ada kesimpulan dan keputusan yang diambil harus disetujui bersama.

         Pada saat menyampaikan suatu gagasan, hendaknya disampaikan secara jelas agar ruang lingkup pembahasannya terarah. Peserta diskusi dapat mengajukan pertanyaan dan tanggapan tentang hal yang dikemukakan. Tanggapan yang disampaikan dapat berupa persetujuan atau penlakan terhadap pendapat yang disampaikan. Agar tanggapanmu dapat diterima dan dipahami, sebaiknya berikan argumen logis yang dapat mendukung atau menentang pendapat pembicara.
Dengan sering melakukan kegiatan diskusi, akan melatihmu menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan, dan menyampaikan tanggapan atau sanggahan dengan baik. Penyampaian pendapat, pertanyaan, tanggapan, sanggahan, persetujuan, atau penlakan harus disesuaikan dengan pokok masalah yang dibahas sehingga tidak akan terjadi penyimpangan makna dan keluar dari permasalahan.
Perhatikan ilustrasi berikut! Suatu diskusi membahas pentingnya Pendidikan Seks pada Usia Dini, akan muncul beberapa pertanyaan sebagai berikut.
Kalimat pertanyaan : bagaimanakah cara menyampaikan pendidikan seks pada anak usia dini?”
Kalimat persetujuan : Saya setuju pendidikan seks diberikan sejak anak usia dini karena usia tersebut merupakan pondasi yang harus kuat untuk meniti masa depan.
Kalimat penolakan : Saya tidak setuju bahwa pendidikan seks diberikan pada anak usia dini karena daya nalar mereka belum bekerja secara ptimal,lebih baik dimulai pada anak-anak usia sekolah dasar .
Kalimat tanggapan : Menanggapi pendapat yang sudah disampai-kan teman-teman terdahulu, pendidikan seks memang sangat penting, tetapi kita harus mempertimbangkan siapa, apa, dan bagaimana cara menyampaikannya. Sebenarnya kita dapat saja mulai pada anak usia dini, tetapi cara menyampaikan dan topik yang disampaikannya harus sesuai dan dekat dengan kehidupan anak.
           Dalam diskusi yang baik, setiap peserta diskusi hendaknya bersikap aktif selama diskusi berlangsung. Dengan kata lain, peserta diskusi harus aktif mengemukakan pendapat secara objektif dan mengandung kebenaran.
Saat hendak mengungkapkan pendapat, usul, tanggapan, atau sekadar menginformasikan sesuatu, baik lisan maupun tertulis, kadang-kadang kita mengalami kesulitan dalam memulai. Sebetulnya banyak hal yang hendak disampaikan, namun ternyata tidak dapat keluar, atau kalau toh keluar susunannya tidak sistematis. Informasi yang hendak disampaikan tidak mudah dipahami. Untuk itu, gagasanbyang hendak disampaikan perlu terlebih dahulu dirumuskan.

Cara merumuskan gagasan yang hendak disampaikan adalah sebagai berikut.
a. Apa yang hendak disampaikan?
b. Untuk tujuan apakah kita menyampaikan hal tersebut?
c. Bagaimana kita menyampaikannya?
d. Bagaimana pemilihan kata sehingga mempengaruhi struktur kalimat yang hendak kita gunakan?

Perhatikan contoh tanggapan kasus di bawah ini!
Kasus:
Dalam sebuah rapat kita tidak setuju adanya pendapat tentang adanya rencana pembongkaran beberapa bangunan bersejarah yang berada di tengah kota. Kita juga bermaksud memberi solusi atas hal itu.
Perumusan tanggapan yang kurang tepat:
Ah pendapat itu, seperti adanya rencana pembongkaran tidak setuju saya. Sebaiknya rencana tersebut kalau kita masih akan melihat sejarah bangsa kita saya setuju rencana tersebut dibatalkan.
Perumusan tanggapan yang tepat:
Saya kurang sependapat jika alasan penataan kota mengakibatkan hancurnya bangunan bersejarah. Kita akan menjadi bangsa yang besar jika kita menghargai sejarah bangsa sendiri. Menurut pendapat saya, sebaiknya kebijakan tata kota ditinjau kembali tanpa harus mengorbankan nilai-nilai sejarah yang ada. Atau, dicarikan solusi yang lebih baik tanpa harus merusak nilai-nilai budaya yang ada.
Tanggapan dalam Diskusi
Dalam berdiskusi kita dituntut untuk dapat menanggapi pembicaraan dengan tepat. Oleh karena itu, saat mengikuti diskusi kita harus:
– mencatat pokok-pokok pembicaraan;
– mencatat hal-hal yang masih kita pertanyakan (hal yang kurang jelas); dan
– mencatat masalah-masalah yang akan kita tanggapi dengan sanggahan.
Dari hasil catatan tersebut kita akan mempunyai bahan untuk menyampaikan dukungan, sanggahan, maupun kritikan kepada pembicara.
Tujuan diskusi :
1.      Menumbuhkembangkan tradisi Intelektual
2.      Mengambil keputusan dan kesimpulan.
3.      Menyamakan apresiasi, persepsi, dan visi
4.      Menghidupkan kepedulian dan kepekaan
5.      Menjadi sarana komunikasi dan konsultasi
Persiapan diskusi
1.      Persiapan bahan : meliputi pembatasan tujuan, pembatasan pokok-pokok diskusi, dan penyiapan prosedur diskusi
2.      Persiapan personal : memastikan jumlah peserta diskusi ( diskusi ideal memilik 8-12 anggota )
3.      Persiapan ruangan : meliputi aspek estetis, fungsi, dan cara duduk
Tugas Moderator
1.      Membuka diskusi
2.      Menjelaskan tata tertib diskusi
3.      Mengemukakan masalah yang akan didiskusikan
4.      Mengarahkan dan mengendalikan jalannya diskusi
5.      Menampung gagasan yang dikemukakan peserta diskusi,
6.      Menyimpulkan/ merumuskan hasil diskusi
7.      Membacakan hasil rumusan simpulan diskusi
8.      Menutup diskusi
Pengertian Notulis adalah : seorang yang mmbuat notula ( catatan ) selama jalannya diskusi, secara singkat dan membantu moderator merumuskan hasil diskusi.

Untuk menyampaikan suatu SANGGAHAN  yang baik hendaknya:
     Sanggahan adalah bantahan atau pendapat yang berbeda dengan pendapat yang diungkapkan penyaji dalam kegiatan diskusi. Sanggahan yang baik harus sesuai dengan masalah yang dibicarakan. Sanggahan juga disertai alasan yang jelas dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
·      Contoh pernyataan sanggahan:
      -          Saya tidak sependapat dengan Saudara dalam hal .... karena ....
-          Usulan Saudara tidak bisa saya terima karena .....
-          Saya kurang sepaham dengan saudara tentang .... karena ....
-          Menurut saya, pendapat Saudara itu tidak disertai data yang lengkap karena ....

Rangkuman Diskusi
Rangkuman dapat disebut juga ringkasan. Rangkuman dapat diartikan sebagai bentuk pendek dari sebuah kegiatan. Rangkuman diskusi berisi ringkasan kegiatan dalam sebuah diskusi. Rangkuman diskusi ditulis dalam bentuk notulen diskusi. Isi notulen diskusi meliputi judul diskusi, pembicara diskusi, moderator, notulis, waktu diskusi, peserta diskusi, acara, dan kesimpulan. Format notulen diskusi adalah sebagai berikut.

Macam-macam diskusi :
1. Sarasehan/ Simposium
     Adalah pertemuan dengan beberapa pembicara atau para ahli yang mengemukakan sebuah pidato atau pendapat tentang suatu hal masalah dalam bidang tertentu.
2. Seminar
     Adalah pertemuan para pakar ilmu pengetahuan yang berusaha untuk mendapatkan kata sepakat dalam suatu hal.
3. Santiaji
     Adalah pertemuan/ pengarahan singkat yang digunakan untuk pengarahan/ pelatihan menjelang pelaksanaan kegiatan.
4. Lokakarya/ Sanggar Kerja
     Adalah pertemuan antara sesama pakar ahli dalam bidang tertentu yang membahas masalah praktis atau masalah yang bersangkutan dengan bidangnya.
5. Muktamar
     Adalah pertemuan para wakil organisasi untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
6. Konferensi
     Adalah pertemuan untuk membahasa suatu masalah yang dihadapi bersama.


7. Diskusi Panel
     Adalah pertemuan yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan oleh para pendengar, lalu diatur oleh seorang moderator.
8. Diskusi Kelompok
     Adalah pertemuan untuk mencari pemecahan masalah yang dilakukan oleh suatu kelompok kecil.
9. Ceramah
     Adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang dihadapan orang banyak.
10. Khotbah
     Adalah  pidato yang berisikan ajaran agama, sepeti : khotbah jumat di masjid.
11. Kasualis
     Adalah penelitian bersama atas satu masalah konkret, lalu mengandung berbagai macam kemungkinan jalan keluar. Konkret sendiri maksudnya nyata, benar-benar ada, dapat dilihat, dsb

      Menulis Laporan Diskusi dengan Melampirkan Notula dan Daftar Hadir
Pada kegiatan pembelajaran, kamu sering melakukan kegiatan diskusi untuk membahas berbagai hal. Dalam kegiatan diskusi tersebut ada teman yang berperan sebagai pembicara, moderator, dan ada notulis. Pembicara adalah orang yang menyampaikan dan membahas topik permasalahan yang didiskusikan. Moderator adalah orang mengatur jalannya diskusi. Notulis adalah orang yang bertugas untuk membuat ntula (catatan rapat/hasil diskusi).
Menulis laporan hasil diskusi adalah salah satu tugas seorang notulis. Laporan yang disampaikan harus dapat menyajikan fakta secara objektif tentang keadaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan. Fakta objektif yang disajikan menjadi tanggung jawab notulis yang membuat laporan diskusi tersebut. Menyusun laporan hasil diskusi adalah tugas notulis. Untuk itu, notulis harus mengikuti jalannya diskusi dengan cermat agar dapat mencatat segala hal yang berkaitan dengan kegiatan dan jalannya diskusi.

contoh Hal-hal yang perlu dicatat Notulis antara lain:
       gagasan pokok yang disampaikan pembicara, pertanyaan, sanggahan, kmentar, atau saran dari peserta diskusi. Selain itu, notulis juga bertugas meresume pembicaraan, mencatat suasana jalannya diskusi, serta mengedarkan dan merekap daftar hadir diskusi. format hasil diskusi secara berikut!
Laporan Hasil Diskusi
1. Topik diskusi : ……………………… …………………….
2. Pelaksana kegiatan : …………………………………………….
3. Hari, tanggal, waktu : …………………………………………….
4. Penyaji makalah / Nara Sumber : …………………………………………….
5. Peserta : ….orang (daftar hadir terlampir)
6. Judul makalah : …………………………………………….
7. Moderator : …………………………………………….
8. Notulis : …………………………………………….
9. Jalan diskusi : …………………………………………….
Seminar dibuka oleh moderator, pukul : ……………………
Penyampaian materi oleh penyaji : ……………………
Tanggapan peserta : ……………………
Nama Tanggapan/ Pertanyaan/ Tanggapan Balik
a ………… …………………………………………………………
b ………… …………………………………………………………
c ………… …………………………………………………………
Diskusi ditutup oleh moderator pukul : ……………………
Dengan kesimpulan diskusi:
1) ………………………………………………………………………..
2) ………………………………………………………………………..
3) ………………………………………………………………………..
b. Saran-saran:
1) ………………………………………………………………………..
2) ………………………………………………………………………..
3) ………………………………………………………………………..


































BAB 3
NEGOSIASI

Negosiasi adalah proses tawar menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dan pihak lain
Untuk dapat bernegosiasi dengan baik dan berhasil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
·         Memahami persoalan yang akan dinegosiasikan
·         Memiliki informasi dan data tentang persoalan yang akan dinegosiasikan sebagai bahan argumentasi
·         Mengungkapkan gagasan atau pendapat dengan alas an yang rasional
·         Menyampaikan perjelasan dengan kalimat yang menarik, efektif, dan santun
·         Bersikap sabar dan terbuka menerima pendapat orang lain
·         Berupaya meyakinkan mitra bicara tentang penting dan bergunanya hal yang kita negosiasikan secara santun.
·         Menghindari sikap menjatuhkan pendapat orang lain.
·         Memiliki beberapa alternative konsep lain yang tak jauh beda bila konsep pertama tak bias diperjuangkan.
DEFINISI NEGOSIASI
·         Definisi negosiasi secara formal dapat diartikan sebagai suatu bentuk pertemuan bisnis antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu kesepakatan bisnis. Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar menawar. Selain itu negosiasi juga merupakan ijab kabul dari sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima atas sesuatu yang ditentukan dengan kesepakatan bersama.
TUJUAN NEGOSIASI
Ada beberapa tujuan dari sebuah negosiasi dalam bisnis, yaitu antara lain :
  1. Untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung kesamaan persepsi, saling pengertian dan persetujuan.
  2. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi bersama.
  3. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan dimana masing-masing pihak merasa menang (win-win solution).
MANFAAT NEGOSIASI
Selain mempunyai tujuan, negosiasi juga mempunyai manfaat. Manfaat yang diperoleh dari sebuah proses negosiasi di dalam pengertian bisnis resmi antara lain adalah :
·         Untuk mendapatkan atau menciptakan jalinan kerja sama antar badan usaha atau institusi ataupun perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha bersama atas dasar saling pengertian.
·         Untuk mendapatkan atau menciptakan jalinan kerja sama antar badan usaha atau institusi ataupun perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha bersama atas dasar saling pengertian.


http://4.bp.blogspot.com/-_d4LBWNsrOk/UUIPogSGzOI/AAAAAAAAAVw/QpLWFyPo4Pc/s1600/Negosiasi.jpg



CONTOH GAMBAR NEGOSIASI

komunikasi adalah penjabaran tentang arti istilah komunikasi berdasarkan pencetusnya. Artikel ini berisi daftar definisi komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold Lasswell Sat, 10/11/2007 - 6:54pm — Rejals Analisis Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan). Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media). Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima). Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh: Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Kesimpulan: Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.







SELAMAT BELAJAR J

1 komentar: